Dalam upaya mendukung peran Bidan dalam identifikasi awal dan pencegahan Anemia Defisiensi Besi (ADB), Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menyelenggarakan pembuatan rekomendasi Expert Consensus (Konsensus Pakar). Sebagai implementasi dari rekomendasi tersebut, IBI menginisiasi Gerakan Aksi Bidan Cegah Anemia Lewat Skrining Risiko Zat Besi secara serentak pada 500.000 ibu dan anak di Indonesia.
Angka Anemia Defisiensi Besi (ADB) pada ibu hamil dan anak di Indonesia yang relatif tinggi akan mempengaruhi produktivitas dan kesehatan anak di masa depan yang akan menjadi tantangan serius dalam mencapai Indonesia Emas 2045.
Implementasi program pemerintah dalam program penanganan anemia (Perpres 59 Tahun 2024) terintegrasi ke dalam layanan Bidan untuk keluarga, mencakup rekomendasi Antenatal Care (ANC) rutin, pemberian tablet tambah darah (TTD), penapisan anemia remaja putri secara selektif pada FKTP, serta monitoring status kesehatan termasuk Ibu dan Anak
Bidan memiliki peran strategis dalam pencegahan anemia sehingga penting untuk mendukung peran Bidan dalam skrining dan pencegahan anemia yang berkelanjutan terutama di fasilitas kesehatan tingkat pertama.
Untuk itu, Ikatan Bidan Indonesia mencetuskan pembuatan rekomendasi Konsensus Pakar melalui diskusi bertahap di bulan November-Desember 2024 dengan anggota IBI yang bekerja di lintas sektoral bersama beberapa pakar lainnya seperti dokter obgyn, dokter anak, dokter gizi serta praktisi kesehatan komunitas.
Berbagai rekomendasi untuk penguatan peran bidan dibuat menggunakan metode DELPHI meliputi analisa kualitatif dan kuantitatif, di antaranya menekankan pada hasil:
- IBI dan para Pakar sepakat bahwa Bidan berperan penting dan perlu terlibat aktif dalam pencegahan anemia defisiensi besi (ADB).
- Untuk optimalisasi pencegahan anemia defisiensi besi (ADB), Bidan dapat secara aktif dan mandiri melakukan skrining faktor risiko ADB pada ibu dan anak yang terintegrasi dengan layanan praktik Bidan sehari-harinya, diantaranya :
- Ibu hamil, Â saat layanan antenatal care (ANC), minimal 3-4 kali selama kehamilan
- Ibu menyusui, saat layanan konsultasi laktasi
- Anak, saat anak memasuki usia MPASI & dilanjutkan sesuai jadwal kunjungan rutin monitoring tumbuh-kembang dan imunisasi
- Alat bantu skrining non-invasif pada anak, ibu hamil dan menyusui berupa Kalkulator Zat Besi pada aplikasi eNutri dapat menjadi alat bantu yang mudah dan efisien.
Kalkulator Zat Besi adalah inovasi baru alat bantu identifikasi faktor risiko defisiensi zat besi melalui penilaian asupan zat besi dengan 7- 10 pertanyaan untuk ibu hamil, ibu menyusui dan anak usia dibawah 6 tahun. Alat skrining dapat digunakan pada aplikasi eNutri yang ditujukan khusus untuk para bidan. Link pendaftaran aplikasi eNutri dapat diakses pada bit.ly/RegistrasieNutri Â
Sebagai bentuk nyata dari hasil diskusi pakar IBI juga menginisiasi gerakan skrining massal terhadap 500.000 anak, ibu hamil dan menyusui di Indonesia dalam Aksi Bidan Cegah Anemia yang akan dilakukan secara serentak selama bulan Februari 2025. Nantikan detail kegiatan Aksi Bidan Cegah Anemia pada pengumuman selanjutnya.
Ayo, Bidan, bergerak bersama Ikatan Bidan Indonesia dalam mencegah anemia!